Tak ada yang bizsa ku lakukan selain berharap,, somoga semuanyakan abadi.

Kamis, 12 Januari 2012

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

HASIL OBSERVASI DI SD N 93 OKU BAB II A. BERDASARKAN TEORI 1. Perkembangan Emosi Pada usia sekolah khususnya dikelas-kelas 4, 5, 6, anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima atau tida disenangi oleh orang lain. Oleh karena itu dia mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol melalui peniruan dan latihan (pembiasaan). Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua atau guru dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. apabila anaka dikembangkan di lingkungan keluarga yang suasana emosinya stabil maka perkembangan emosi anak cenderung stabil atau sehat. Akan tetapi apabila kebiasaan orang tua dalam mengekspresikan emosinya kurang stabil atau kurang control seperti marah-marah, mudah mengeluh, kecewa dan pesimis dalam menghadapi masalah, maka perkembangan emosi anak cenderung kurang stabil atau tidak sehat. Tabel Karakteristik Emosi Anak Karakteristik Emosi yang stabil (sehat) : a) Menunjukkan wajah yang cerah b) Mau bergaul dengan teman secara baik c) Bergairah dalam belajar d) Dapat berkonsentrasi dalam belajar e) Bersikap respek (menghargai) terhadap diri sendiri dan orang lain Karakteristik Emosi yang tidak stabil (tidak sehat) : a) Menunjukkan murung b) Mudah tersinggung c) Tidak mau bergaul dengan orang lain d) Suka marah-marah e) Suka mengganggu teman f) Tidak percaya diri Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. emosi positif seperti perasaan senang,bergairah, bersemangat atau rasa ingin tahu yang tinggi akan mempengaruhi individu untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar, seperti memperhatikan penjelasan guru, membaca buku, aktif berdiskusi, mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, dan disiplin dalam belajar. Sebaliknya apabila yang menyertai proses belajar itu emosi yang negative, seperti perasaan tidak senang, kecewa, tidak bergairah, maka peruses belajar tersebut akan mengalami hambatan, dalam artiindividu tidak memusatkan perhatian untuk belajar,sehingga kemungkinan besar dia akan mengalami kegagaln dalam belajarnya. Mengingat hal tersebut, maka guru seyogianya mempunyai kepedulian untuk menciptakan suasana proses belajar mengajar yang menyenangkan atau kondusif bagi terciptanya proses belajar siswa secara efektif. upaya dapat ditempuh guru dalam menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif itu adalah sebagai berikut. 1) Mengembangkan iklim (suasana) kelas yang bebas dari ketegangan, seperti guru bersikap ramah, tidak judes atau galak. 2) Memperlakukan siswa sbagai individual yang mempunyai harga diri (sefesteem),seperti guru menghargai pribadi, pendapat dan hasil karya wisata, serta tidak menganakemaskan atau menganakkritikan siswa. 3) Memberikan nilai secara adil dan objektif 4) Menciptakan kondisi kelas yang tertib, bersih, dan sehat (ventilasi udara, dan pencahayaannya baik. Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena adanya perbedaan jenis kelamin, usia, lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang tua maupun guru di sekolah. Perbedaan perkembangan emosional tersebut juga dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan bangsa. Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan kecemasan, rasa takut dan faktor-faktor eksternal yang sering kali tidak dikenal sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh. Namun sering kali juga adanya tindakan orang tua yang sering kali tidak dapat mempengaruhi perkembangan emosional anak. Misalnya sangat dimanjakan, terlalu banyak larangan karena terlalu mencintai anaknya. Akan tetapi sikap orang tua yang sangat keras, suka menekan dan selalu menghukum anak sekalipun anak membuat kesalahan sepele juga dapat mempengaruhi keseimbangan emosional anak. Perlakuan saudara serumah (kakak-adik), orang lain yang sering kali bertemu dan bergaul juga memegang peranan penting pada perkembangan emosional anak. Dalam mengatasi berbagai masalah yang sering kali dihadapi oleh orang tua dan anak, biasanya orang tua berkonsultasi dengan para ahli, misalnya dokter anak, psikiatri, psikolog dan sebagainya. Dengan berkonsultasi tersebut orang tua akan dapat melakukan pembinaan anak dengan sebaik mungkin dan dapat menghindarkan segala sesuatu yang dapat merugikan bahkan memperlambat perkembangan mental dan emosional anak. Stres juga dapat disebabkan oleh penyakit, frustasi dan ketidakhadiran orang tua, keadaan ekonomi orang tua, keamanan dan kekacauan yang sering kali timbul. Sedangkan dari pihak orang tua yang menyebabkan stres pada anak biasanya kurang perhatian orang tua, sering kali mendapat marah bahkan sampai menderita siksaan jasmani, anak disuruh melakukan sesuatu di luar kesanggupannya menyesuaikan diri dengan lingkungan, penerimaan lingkungan serta berbagai pengalaman yang bersifat positif selama anak melakukan berbagai aktivitas dalam masyarakat. B. HASIL OBSERVASI Anak ini biasanya masih perlu pendampingan lebih baik dari sekolah dan orang tua mereka, apabil tidak anak tersebut akan menjadi anak yang pasif seperti takut kepada orang dewasa, takut kepada guru mereka hal ini sebgian besar disebabkan karena guru ataupun orang tua anak tersebut pernah menegur anak tersebut dengan menggunakan kata-kata yang kasar atau berupa hukuman padahal anak yang masih berusia 7 sampai 9 tahun ini masih perlu sekali pengertian dari orang yang lebih tua dari mereka dengan cara diingatkan dan diajarkan untuk tidak melakukan hal tersebut lagi. Apalagi anak yang masih duduk dikelas 1 sampai 3 SD merupakan anak yang lebih suka menurut atau belum bisa berpikir kreatif, sehingga pelajaran yang diberikanpun masih harus diberikan secara penuh dari guru yang mengajar karena anak tersebut belum bisa mencari sendiri bahan ajaran yang akan mereka bahas saat itu. Gangguan yang dapat dilihat dari perkembangan emosi anak ini seperti : a) Ganguan emosional b) Ganguan takut sekolah c) Depresi / Kecemasan yang berlebihan. Makanya dalam pertumbuhan anak sebaiknya tidak terlalu tertekan dan juga tidak terlalu dimanjakan agar perkembangan anak dapat berjalan normal dan seimbang. Hal ini dapat dihindari apabila orang tua selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada anaknya misalnya dengan memberikan kepercayaan, membiarkan anak bermain dengan temannya selama tidak mengganggu perkembangan emosi anak tersebut. Untuk itu anak seumuran kelas 1 sampai dengan kelas 3 sekolah dasar masih sangat perlu pendampingan dari orang tuanya bukan tekanan yang didapatkan tetapi kasih sayang dan dorongan untuk mau berpikir dan terampil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar